You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
WAKTU PELAYANAN KANTOR : SENIN - KAMIS PKL 07:30-15:30 WITA, JUMAT PKL 07:30-12:00 WITA detail

Pangrupukan: Menyambut Nyepi Caka 1937

Administrator
Dilihat 117 Kali
03 September 2017
Pangrupukan: Menyambut Nyepi Caka 1937

"OM SWASTYASTU"

Sehari sebelum pelaksanaan Hari Raya Nyepi di Bali, umum dilakukan pelaksanaan kegiatan Pangrupukan, secara tradisional dilakukan pengarakan ogoh-ogoh (suatu model raksasa ukuran besar) dengan berbagai variasi di desa-desa,
di Desa Punggul, Abiansemal, Badung, umumnya setiap banjar ( Br. Padang, Br. Teguan, Br.Tengah, Br. Kelodan dan Br. Trinadi) akan setidaknya terdapat satu buah ogoh-ogoh.

Ogoh-ogoh secara sekala, merupakan cerminan sifat-sifat negatif pada diri manusia: adharma svarupa; sehingga pengarakannya berbagai lokasi di sekitar banjaratau desa, yang melewati jalan-jalan utama sehingga tampak oleh semua wargabanjar, memiliki suatu makna tersendiri. Kehidupan selalu memiliki elemen yang positif maupun negatif, hal ini selalu ada di dalam diri manusia, dan jika kita bijaksana untuk bersedia melihatnya, kita tidak akan menyangkalnya. Ogoh-ogohyang dibangun bersama secara swadaya oleh masyarakat banjar, secara implisit, memberikan ide bagi kita semua untuk bersedia melihat sifat-sifat negatif dalam diri kita, dan menjadi terbuka akannya, bahwa hal itu bukanlah hal yang harus ditakuti, namun untuk kita lihat dan amati bersama, sehingga kita dapat memahaminya. Tradisi ini mengingatkan masyarakat Bali khususnya, bahwa beban yang mereka gendong adalah sebuah sifat negatif, seperti cerminan sifat-sifat raksasa, ketika manusia menyadari hal ini, mereka tidak akan menahan elemen-elemen ini sendirinya, dan membiarkan elemen ini menjadi tiada seperti abu dan debu yang tertiup angin. Sehingga biasanya, secara tradisional, di akhir pengarakanogoh-ogoh, masyarakat akan membakar figur raksasa ini, boleh jadi dikatakan membakar (membiarkan terbakar habis) sifat-sifat yang seperti si raksasa.

Ketika semua beban akan sifat-sifat negatif yang selama ini mengambil (memboroskan) begitu banyak energi kehidupan seseorang, maka seseorang akan siap memulai sebuah saat yang baru, ketika segalanya menjadi hening, masyarakat diajak untuk siap memasuki dan memaknai Nyepi dengan sebuah daya hidup yang sepenuhnya baru dan berharap menemukan makna kehidupan yang sesungguhnya bagi dirinya dan segenap semesta.

Rahajeng Nyanggra Rahina Pangrupukan: Menyambut Nyepi Caka 1937

"OM SANTIH SANTIH SANTIH OM"

Komentar

Komentar anda akan terbit setelah di setujui oleh Admin.

CAPTCHA Image